0
Sebelum membahas mengenai membaca pikiran pertama kita perlu tahu apa yang di baca. Jelas pikiran yang letaknya pada otak masing-masing orang, namun pikiran yang kita baca tersebut bukanlah tulisan dan bukan juga suara yang sebenarnya. Pikiran yang kita maksud adalah sinyal-sinyal listrik yang berseliweran di otak. Jadi sebenarnya hampir mirip dengan komputer dari segi cara kerjanya, karena sama-sama memanfaatkan listrik sebagai pengirim data. Lalu masalahnya menjadi bagaimana cara membacanya, karena otak ada di dalam kepala dan sinyal listrik tidak bisa keluar dari kepala maka hal itu akan jadi sia-sia.
Jadi untuk memperoleh kemampuan membaca pikiran orang lain kita memerlukan alat yang mampu menyalurkan sinyal listrik dari otak target ke otak kita, namun jika di salurkan berarti otak target gak mendapat sinyal tersebut jadi membuat kemampuan membaca pikiran kita siasa. Iya, karena itu bukan membaca pikiran tapi memindahkan pikiran yang artinya target tidak berfikir hal tersebut karena sinyal listrik sudah berpindah ke kita. Solusinya adalah duplikasi sinyal, yang artinya membutuhkan energi lebih besar untuk melakuaknnya.
Masalah transfer anggap saja sudah bisa berarti otak akan mampu membaca pikiran orang tersebut namun masalahnya nanti akan berbenturan dengan sinyal listrik hasil dari pemikiran kita sendiri. Solusinya sederhana kita buat sebuah penjadwalan agar kedua sinyal tidak saling bertubrukan namun walau sudah masuk ke otak kita kita harus di mampu menterjemahkan isinya. Kalau isinya di enkripsi kan jadi susah tuh kita harus memecahkannya dulu baru bisa membaca pikiran orang lain.
Ini yang saya bayangkan ketika menulis ini |
Kesimpulannya adalah meskipun mungkin membaca pikiran orang lain akan sangat menyita tenaga dan membuat kepala sangat pusing karena terlalu banyak berfikir. Ya mungkin solusinya kemampuan bisa di atur, namun ternyata yang kita baca pikirannya kaya Enstein dan semua pikirannya di proses ke otak kita gimana dong? Cara yang paling gampang untuk membaca pikiran orang lain adalah dengan menjadi sangat dekat dalam segi emosional, karena tanpa kita perlu memiliki kemampuan ini orangnya akan bilang sendiri ke kita. Bagaimana caranya? Belajar, belajar dan belajar. Manusia kodratnya adalah makhluk sosial, jadi sebenarnya buku manual tentang bersosialisasi sudah ada di otak. Jika merasa tulisan ini terlalu panjang, mungkin ada yang salah dengan otak anda. Siapa tahu. Hahahaha.