Saya sangat yakin kalau saya termasuk salah satu korban bully yang sedang jadi topik hangat saat ini. Mungkin orang yang kenal saya dan membaca ini akan menganggap lucu, namun memang demikian. Jangan kira bully hanya di lakukan dengan melakukan kekerasan fisik, melakukan menjadikan orang lain sebagai obyek tertawaan secara terus-menerus. Bercanda dengan menjelek-jelekkan satu sama lain kalau memang itu wajar dan tidak terus menerus saya kira baik karena pas sesuai porsinya, kalau berlebihan barulah termasuk bully. Kalau saya sering di bully masalah ukuran tubuh yang tidak seperti teman-teman yang lain. Mungkin yang lain bisa jadi kena bully karena pekerjaan orang tua, cara bicara atau pernah melakukan kesalahan kecil dulu.
Saya berfikir apakah tipikal manusia itu tidak mudah menerima perbedaan? Di Amerika dulu terkenal kasus rasisme yang parah yang menyebabkan kematian. Kita tahu lah tentang istilah kulit hitam dan kulit putih yang walaupun sekarang sudah berkurang tapi masih cukup populer. Padahal kita sangat paham jika di dunia ini tidak akan bisa seragam. Lihat batu krikil di jalanan, adakah dari semua bentuk krikil itu yang hampir sama??
Jika memang kita cukup cerdas dan memiliki kekuatan lebih di banding yang lain, mengapa kita sulit melihat perbedaan dengan bijak. Kalau di dunia Islam negara ini kita sangat familiar dengan hubungan NU dan Muhammadiah yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Saya yakin di semua agama dan terdapat contoh yang sangat jelas tentang toleransi dan bersikap baik kepada orang lain. Bagaimana kalau kita buat tantangan untuk dori sendiri untuk mampu bertoleransi dan berbuat baik kepada orang lain agar tercipta dunia yang nyaman? Maukah kalian?
