• Random Post



  • Perang, Permusuhan dan pertengkaran kadang di sebabkan oleh hal-hal yang sepele dan terkesan remeh. Namun kemampuan kita menyampaikan apa yang kita inginkandapat menjadikannya masalah besar. Semalam saya dengan nyonyah beradu argumen karena masalah sepele. Saya yang gak ada kegiatan seharian menonton film series dari siang sampai maghrib. Nyonyah juga sibuk dari pagi, ada kuliah sama rapat di kampusnya. Sepulangnya dia sms dan tahu saya masih nonton film melontarkan kalimat sederhana:
    "Walaaaah.. Gitu deh yang udah nonton film series, gak bisa berhenti. Ckckckck".

    Saya mendengar jawaban itu juga cukup tersinggung, soalnya mau ngapain lagi seharian bengong di rumah. Lumayan lah ada hiburan, jadi gak ganggu-ganggu dia kok malah terkesan di salahin. Bagi dia yang melontarkan kalimat itu mungkin hanya biasa saja dan hanya aku saja yang mensalah artikan. Namun salahkah kita ketika kita salah paham akan perkataan orang lain? Jika terjadi pertengkaran karena salah paham siapakah yang salah?

    Salah paham tentu saja erat kaiatannya dengan kemampuan kita berkomunikasi dan kemampuan kita menerima informasi. Semua itu di pengaruhi oleh berbagai macam faktor, diantaranya:

    1. Kelelahan
      Kondisi badan yang buruk tentu akan mengurangi daya konsentrasi kita. Pikiran kita tertuju pada mengistirahatkan semua anggota tubuh untuk menghilangkan lelah itu. Otak tidak mampu berkonsentrasi dengan baik akhirnya tidak dapat berkomunikasi dengan baik. Selain itu kalau sudah kelelahan bawaannya pasti marah, karena merasa kenyamanannya terusik.

    2. Sedang Galau
      Orang yang sedang galau tentu saja susah berfokus dengan lingkungan mereka. Gangguan yang di rasakan di hati tentu menjadi prioritas mereka untuk di selesaikan. Sebenarnya hampir sama dengan orang kelelahan, namun bedanya jika kelelahan masalah fisik namun galau adalah masalah hati.

    3. Kelainan Fisik
      Kelainan fisik tentu sangat berperan dalam kesalaha komunikasi. Jika kita mendengarkan orang gagu atau orang gagap berbicara, tentu akan susah sekali kita untuk menangkap maksud dari pembicarannya. Repotnya lagi kalau kita sudah berkurang kemampuan pendengarannya atau bahkan tuli.

    4. Tingkat Kecerdasan
      Orang dengan tingkat kecerdasan rendah akan mengalami kesulitan untuk mengungkapkan apa yang ada di pikirannya. Bisa jadi dia menggunakan bahasa yang berbelit-belit sehingga dia hanya berputar-putar dan tidak menyampaikan intinya.
    5. Kelainan Jiwa
      Tentu yang terakhir ini gak bisa kita pungkiri lagi. Sudah jadi kesepakatan umum kalau orang yang mampu berkomunikasi dengan orang gila termasuk orang gila juga. Hahaha.
    Jadi kembali ke pertanyaan, bagaimana melihat orang yang salah ketika terjadi kesalahpahaman? Jawabannya adalah tidak ada, karena sebenarnya semua pihak punya peran yang sama. Alangkah bijaknya jika kita merasa telah terjadi kesalahpahaman maka kita mencoba saling memaklumi dan memaafkan. Bukankah cinta itu mampu mengalahkan segala hal termasuk amarah? Sepertinya saya juga harus begitu deh. Yep, saatnya berusaha untuk jadi lebih baik lagi. Semangat!!

    Oiya, tambahan link sebagai referensi berkaitan dengan salah paham.
    Diberdayakan oleh Blogger.
    rss
    rss


    Copyright © 2010 Neogatotkaca All rights reserved.Powered by Blogger.